kotak 
bawah

Hargai Hidup! Maka Anda Akan Sukses


Hidup dengan mengesampingkan paradigma spi­ri­tua­litas ketuhanan adalah hidup dengan tidak meng­hidupkan kehidupan dalam dirinya sendiri. Hi­dup seperti ini tidak memiliki makna bagi masa de­pan­nya. Mereka telah kehilangan sentuhan makna spi­ri­tual dalam hidupnya. Dalam kehidupan ini, kita memiliki modal in­te­lektual, modal emosional termasuk sosial, fisik, dan modal spiritual.

Kalau kita hidup hanya selalu meningkatkan mo­dal intelektual dan modal emosional saja maka ra­sio­nalitas dan logikalah yang kita ke depankan da­lam hidup, akhirnya kita tidak benar-benar hidup da­lam kehidupan kita. Memang, kita bisa saja berhasil me­miliki kedudukan yang tinggi, mampu me-mana­ge bawahan dengan baik tetapi suatu ketika hati akan merasakan kehampaan karena kebutuhan ru­ha­ni tidak tercukupi dengan baik. Oleh karena itu mo­dal utama yang harus kita hidupkan adalah mo­dal spiritual (SQ) agar kehidupan kita menjadi se­im­b­ang. Beberapa langkah yang bisa kita lakukan un­tuk meningkatkan kecerdasan spiritual kita ada­lah sebagai berikut:

  • Menyadari Posisi Diri, Biasakanlah untuk berdialog dengan diri sendiri: apa yang seharusnya saya lakukan atau per­juang­kan dalam kehidupan ini? Untuk apa dan mengapa ki­ta hidup di dunia ini? Siapa Tuhan kita dan apa tu­juan tertinggi kehidupan kita di dunia ini? Dengan me­nyadari bahwa kita adalah hamba Tuhan maka se­harusnyalah kita mengarahkan hati kita berniat bah­wa bekerja adalah ibadah, berbisnis adalah iba­dah, belajar adalah ibadah, dan semua yang kita la­ku­kan hanya untuk beribadah kepada Tuhan Yang Ma­ha Esa. Artinya bentuk pengabdian kita kepada Tu­han diwujudkan dalam menjauhi apa yang di­la­rang oleh Tuhan melalui kitab suci-Nya, mem­per­gu­na­kan sebaik-baiknya apa yang telah kita terima un­tuk memenuhi tugas dan tanggungjawab kita, ber­syukur atas karunia-Nya, dan melakukan apa saja yang sebaiknya dilakukan seorang manusia baik di ling­kungan kerja, lingkungan masyarakat, keluarga, mau­pun hubungan antar manusia. Kesadaran inilah yang akan membawa pada peningkatan kehidupan spi­r­itual kita.
  • Manusia Mempunyai Potensi yang Luar Biasa Manusia diciptakan Tuhan untuk dijadikan pe­mim­pin di muka bumi ini. Tidaklah mungkin Tuhan mem­berikan tugas kepada manusia tanpa bekal apa­pun, lihatlah kita sebagai manusia diberikan 3 po­tensi yang seharusnya kita kembangkan yaitu akal, hati, dan fisik. Dengan potensi akal manusia mam­pu mencari ilmu pengetahuan, penemuan-pe­ne­muan dan menciptakan segala sesuatunya. Akallah yang bisa kita gunakan untuk mencip­ta­kan ilmu yang bermanfaat dan menciptakan se­ga­la sesuatu yang mempunyai kemaslahatan bagi ma­nu­sia lainnya, dan begitu pula sebaliknya. De­ngan potensi hati, manusia dapat melihat mana yang haq dan mana yang bathil, mana yang benar dan mana yang salah, mana yang bersih dan mana yang kotor, maka jika hati manusia bersih tentunya ma­nusia akan memilih yang haq, benar, dan bersih. Be­gitu juga dengan potensi fisik, manusia bisa meng­gunakannya untuk berbuat amal kebaikan dan melakukan apa saja yang bermanfaat bagi diri­nya sendiri, keluarga, masyarakat, agama, nusa dan bang­sa. Apalagi banyak penelitian membuktikan bah­wa di dalam tubuh manusia yang terbentuk dari sel-sel, terdapat DNA yang mampu menyimpan in­for­masi luar biasa banyaknya, tersimpan pula ta­len­ta yang menjadi karunia dalam diri manusia maka tu­gas manusialah untuk mengenali talenta itu, meng­asahnya dengan akal, hati dan fisik sehingga men­jadi sebuah sarana untuk mencapai tujuan hi­dup selanjutnya di dunia dan akhirat.
  • Menghargai Kehidupan ". Nilai seseorang bukanlah bagaimana ia mati me­lainkan bagaimana ia hidup, bukan apa yang te­lah ia peroleh melainkan apa yang telah ia berikan, bu­kan pangkatnya melainkan tugas apa yang telah da­pat ia laksanakan dengan sebaik-baiknya." Ung­kap­an ini begitu jelas bahwa manusia tidak akan ber­­arti apa-apa di mata orang lain dan Tuhan, wa­lau­pun jabatannya sebagai presiden atau pe­ng­usa­ha yang kaya raya tanpa diwarnai dengan ke­hi­dup­an yang bermanfaat bagi orang lain. Benar apa yang di­katakan oleh Albert Einsten, "Hidup yang berharga ada­lah hidup yang dapat memberikan ke­hi­dup­an­nya kepada orang lain." Mereka yang menghargai ke­hi­dupannya lebih dekat dengan kemudahan dan ke­ber­untungan, sehingga membuat hidupnya men­jadi lebih hidup. Begitu sebaliknya mereka yang ti­dak menghargai hidupnya, selalu memikirkan di­ri­nya sendiri justru akan lebih dekat dengan ke­su­lit­an dalam kehidupannya, sehingga hidupnya men­ja­di hampa. Inilah yang sering disebut sebagai "Law of Attraction" dimana energi yang kita berikan akan kem­bali kepada kita energi serupa sejumlah energi yang sama, bahkan akan mendapatkan energi yang le­bih besar lagi. Bagaimana implementasinya dalam ke­hidupan ini? Apa yang harus dilakukan dalam meng­hargai hidup, sehingga membuat hidup men­ja­di lebih bermakna dan law of attraction semakin da­pat kita rasakan?
  • Mulailah untuk fokus memikirkan orang lain. Cob­­alah untuk memikirkan orang lain, ba­gai­ma­na mem­bantu fakir miskin, memikirkan orang yang tak berdaya, dan banyaklah bersedekah karena hal ini akan membawa dampak yang positif pula dalam di­ri kita. - Meningkatkan empati kepada orang lain. Apa yang diperlihatkan pengemis dan tukang se­mir sepatu di atas, telah menggambarkan ba­gai­ma­na mereka berempati ikut merasakan pen­de­ri­ta­an para korban gempa di Tiongkok. Mereka tidak se­ke­dar bersimpati atas peristiwa itu, tetapi lebih me­mahami secara emosional terhadap apa yang di­ra­sa­kan para korban gempa, melihat apa yang dibu­tuh­kan mereka, dan berusaha memberikan suatu so­lusi. Inilah sikap yang harus kita lakukan untuk meng­hargai hidup ini, bahwa kita perlu memiliki ke­re­n­dahan hati, kesediaan hati untuk berbagi ke­baik­an, dan kegembiraan kepada orang lain serta mem­be­ri­kan dorongan disaat orang lain mengalami ke­su­litan.
  • Berbagi energi positif. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk me­le­pas­kan energi positif ini, diantaranya berbagi mo­ti­va­si, bertukar ide dan gagasan, membantu mencari so­lusi bagi orang lain, dan masih banyak lagi upaya ber­bagi dengan orang lain. Ingat law of attraction yang mengatakan semakin banyak energi positif yang keluar maka semakin banyak pula yang akan kem­bali Anda terima. Juga ada hukum kekekalan ener­gi dimana kebaikan yang dilakukan tidak akan hi­lang di alam semesta ini, tetapi akan berubah ben­tuk yang lain, seperti dalam bentuk kebahagiaan ha­ti, kepuasaan jiwa, ketenangan hidup, keberhasilan, ke­mudahan rezeki, dan masih banyak lagi.
  • Berserah Diri kepada Tuhan. Hidup ini berasal dari Tuhan dan akan kembali ke­pada-Nya. Menghargai hidup yang telah di­be­ri­kan Tuhan kepada manusia merupakan bentuk ber­se­rah diri, meskipun demikian tidak berarti manusia me­nerima apa adanya dan menyerah terhadap ke­ada­an, karena berserah diri juga berarti memikul tang­­gungjawab yang dipercayakan kepada manu­sia. Tanggungjawab sebagai pemimpin baik diri sen­diri, keluarga, masyarakat, agama, dan Negara juga ti­dak henti-hentinya menjadikan Tuhan sebagai asal dan jalan hidup termasuk ketika kita bekerja untuk me­laksanakan perintah Tuhan, beribadah untuk me­raih ridha-Nya, hidup yang kita semua jalani sesuai de­ngan perintah-Nya, dan apapun kita kembalikan ke­pada Tuhan Yang Maha Esa.


0 Responses So Far: